Tim Ellis membuat daftar para pemain yang belum tampil sesuai nama besarnya di Euro 2016 sejauh ini...
Turnamen internasional menempatkan para pemain di panggung terbesar, dan menawarkan mereka kesempatan untuk membuat klub-klub terbesar merasa terkesan. Tetapi perlu diingat juga bahwa beberapa pemain mungkin bermain untuk masa depan mereka di klub, terutama jika klub mereka telah menunjuk seorang manajer baru untuk musim mendatang. Ya, kami sedang membahas kalian, Manchester.
Untungnya bagi beberapa pemain, langkah tim mereka belum berakhir di turnamen ini dan mereka masih memiliki waktu untuk meninggalkan kesan yang manis di Piala Eropa musim panas ini...
1. Martin Skrtel (Slowakia)
Frase: "Apa yang sedang dilakukan Martin Skrtel"" seharusnya menjadi bagian dari kamus sepak bola. Pada pertandingan pertama Slowakia melawan Wales, bek Liverpool ini berlari ke arah ke Jonny Williams dengan siku terangkat, dan entah bagaimana Slowakia bisa lolos dari hukuman penalti. Di detik-detik terakhir melawan Rusia, ia melakukan pelanggaran tidak penting pada Artem Dzyuba dengan menjatuhkannya, dan hampir membuat timnya kebobolan.
Ada beberapa aksi penyelamatan yang ia buat saat melawan Inggris ketika ia menyapu bola di garis gawang hasil dari tembakan Dele Alli saat Slowakia mencetak clean-sheet, tapi dia beruntung untuk tidak menciptakan banyak kesalahan sebelum momen tersebut.
"Aduh, maaf kawan, saya terpeleset" |
Kontribusi positif terakhir Skrtel dalam seragam Liverpool bisa jadi adalah ketika ia berdebat mengenai gol ketiga Sevilla di final Europa League. Klub-klub Turki mungkin tidak menginginkan Mario Balotelli, tetapi Jurgen Klopp mungkin punya teman di Fenerbahce.
2. Petr Cech (Republik Ceska)
Cech tampil gugup di babak pertama melawan Kroasia dan secara keseluruhan bermain seperti reinkarnasi dari Manuel Almunia
Setelah dengan luar biasa menepis sundulan Andy Carrol di final Piala FA 2012 melawan Liverpool, Cech menjadi pahlawan Liga Champions di Munich hanya dua minggu kemudian, di mana ia menyelamatkan satu penalti di perpanjangan waktu dan dalam adu penalti, untuk membawa Chelsea meraih gelar ganda yang bersejarah. Dia kemudian menjalani Euro 2012 yang sangat mengecewakan bersama Rep. Ceska.
Kiper Arsenal ini kembali mengalami pengalaman serupa di Prancis. Cech tampil gugup di babak pertama melawan Kroasia, membuang bola backpass dengan sembarangan yang menghasilkan tendangan sudut, kurang meyakinkan saat mengatasi umpan silang dan secara keseluruhan bermain seperti reinkarnasi dari Manuel Almunia. Setelah gagal mencetak clean sheet di babak kualifikasi, ia melakukannya lagi di Prancis - dan kekalahan 2-0 atas Turki telah membuat Ceska angkat koper.
3. Joe Hart (Inggris)
Hart suka dilihat dan didengar orang lain, seperti saat ia berteriak di lorong pemain ketika melawan Wales dan Slowakia, dan merayakan gol kemenangan Daniel Sturridge melawan tim yang disebutkan pertama. Jika Gianluigi Buffon diizinkan untuk berlari sepanjang lapangan untuk membuktikan dia adalah bagian dari tim, mengapa Joe tidak? Yah, masalahnya Hart tidak memiliki aura setara dengan kiper veteran Italia tersebut.
Kita masih belum melihat penyelamatan fantastis dari Joe Hart |
Penjaga gawang ini Manchester City memiliki energi berlebihan yang sulit dikendalikan, seperti komedian Lee Evans di atas panggung. Kita masih menantikan penyelamatan luar biasa dari Hart di sisa turnamen ini.
4. Anthony Martial (Perancis)
Pemain berusia 20 tahun ini bermain lambat di sayap kiri Perancis saat melawan Albania dan digantikan saat jeda. Hal ini mungkin bisa dimaklumi dengan fakta bahwa ia baru bermain sebanyak 66 pertandingan di level klub dan internasional dan masih belajar bagaimana beradaptasi pada level turnamen ini.
Namun, Martial terus berlari memotong ke dalam dan mengharapkan hasil yang berbeda ketika ia sebetulnya bisa meniru Kingsley Coman, yang sama-sama belum berpengalaman, dan lebih menggunakan kecepatannya. Gaya bermain Manchester United yang lamban di bawah kepelatihan LVG bukan pilihan yang tepat.
Martial kesulitan di Euro sejauh ini |
5. Paddy McNair (Irlandia Utara)
McNair hanya bermain selama satu menit di laga kompetitif sejak Februari sebelum Euro 2016, dan setelah penampilannya di babak pertama melawan Polandia, ia hanya bermain selama lebih dari satu menit melawan Ukraina di pertandingan berikutnya (kemudian dicadangkan melawan Jerman).
Pemain Manchester United ini tampak kesulitan bermain di sisi kanan lini tengah Polandia dan ditarik oleh Michael O'Neill saat turun minum sebelum semuanya menjadi lebih buruk. Untuk mengurangi riiko, ia tampak bermain sebagai No.10 di ujung formasi berlian lini tengah Irlandia Utara. Hasilnya tidaklah mengherankan bagi seorang pemain yang sebenarnya dididik sebagai bek tengah.
6. Harry Kane (Inggris)
Kane tampak lebih seperti tukang pengangkut batu bata (hod carrier) ketimbang seorang pemain bintang (hotshot) sejauh ini, dan hampir semua pergerakannya terlihat bak guncangan kapal Titanic. Saat penyerang Spurs itu bermain melawan Rusia, ia kalah cepat dari pemain berusia 36 tahun. Sang striker terlihat kelelahan dan hanya menyentuh bola sebanyak tiga kali di area penalti lawan selama lebih dari 149 menit.
"Why oh why..." |
Bukan kesalahannya jika suplai bola dari Raheem Sterleing terhalang pertahanan rapat. Lagipula Anda tak bisa mencetak terlalu banyak gol jika Anda juga harus mengambil tendangan sudut.
7. Marouane Fellaini (Belgia)
Ia langsung dicampakkan oleh Belgia setelah kekalahan 2-0 atas Italia, di mana Fellaini tidak bisa menemukan cara untuk membongkar pertahanan Azzurri yang terorganisir dengan baik. Dia tersesat di belakang garis pertahanan lawan dan pergerakannya begitu kaku.
Satu-satunya bagian paling cerah dari Fellaini di Euro 2016 adalah rambutnya |
Jika Belgia adalah kumpulan individu-individu berbakat ketimbang sebuah tim, maka Fellaini adalah keunikan tersendiri. Bahkan anggota satuan keamanan tidak mengenalinya ketika ia muncul untuk
8. Raheem Sterling (Inggris)
Sterling tidak bermain buruk di babak pertama melawan Rusia - hanya saja ada momen-momen familiar yang dilakukan Sterling saat bermain untuk klub dan negaranya. Seperti kesulitan mengambil keputusan dan berlari cepat tanpa inovasi saat menguasai bola.
Ada juga penyelesaian akhir yang asal-asalan, yang ditunjukkannya ketika menyia-nyiakan peluang emas dengan melambungkan bola di atas mistar gawang. Dia seharusnya bisa lebih baik dalam mengatasi kelemahannya ini, tapi pemain City ini masih suka mengulur-ulur waktu di panggung besar.
sumber : www.fourfourtwo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar