Bukan hanya aroma kopi yang bisa dinikmati di Festival Kopi dan Teh Nusantara yang berlangsung 6-8 November di Taman Sari, Banda Aceh.
Ternyata ada juga penjual pisang thok, minuman tradisional Aceh yang cukup langka di ibukota. Tapi sebuah stand pisang thok di Taman Sari begitu ramai pemesannya. Ada yang penasaran dan ada juga yang pernah mendengarnya, dan pernah menikmatinya.
Cara membuat minuman tradisional Aceh ini cukup unik. Penjual Pisang Thok, Ferdi memotong pisang yang tergantung di standnya
di Taman Sari, Banda Aceh, Minggu (8/11/2015).
Kemudian ia mengupas pisang dan memasukkan dalam gelas. Pelepah pisang digunakan untuk menumbuh pisang hingga hancur.
Ferdi, penjual pisang thok, biasa jual di Simpang Jambo tape dari pukul 5 sore sampai malam. Kemudian dia memasukkan umpieng beras, gula, dan santan. Selanjutnya memasukkan susu dan diaduk pelan-pelan. Proses terakhir menambah emas dan menghidangkan ke pelanggannya.
Bagaimana rasanya minuman tradisional ini yang cukup langka kini. Seorang pelanggan, Muksalmina mengatakan, sekali rasa pisang dan sekali umpieng beras di lidah. "Enak rasanya pisang thok," ujarnya.
Pendapat lain dikemukakan, Aiyub Bustamam yang juga salah satu panitia acara tersebut. Ia mengaku sering minum pisang thok di Jambo Tape, Banda Aceh. Sekali pernah ia sudah pulang ke rumah, tapi terakhir kenikmatan pisang thok. Kemudian dia keluar rumah dan membeli pisang thok.
"Rasanya enak, saya pernah minum di Jambo Tape. Rasanya dengan di sini juga beda, walaupun yang menjualnya sama," kata Aiyum Bustamam.
Apa yang diungkapkan keduanya tak jauh berbeda ketika Serambinews.com merasakannya. Bila pertama diminum ada rasa umpieng berasnya, begitu sedotan ditekan ke bawa makin terasa pisangnya.
Penjual Pisang Thok, Ferdi mengatakan, sehari dan semalam laku hingga 20 sisir pisang di Taman Sari. Harga satu gelas pisang thok dijual Rp 10 ribu.
"Ini minuman tradisional Aceh. Kami biasanya menjual di Jambe Tape," ujar Ferdi sambil menyiapkan pesanan pelanggan.
Penulis: Hadi Al Sumaterani
Editor: ariframdan
Sumber: Serambi Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar