Latest News

Kuliner
Budaya

Sejarah

Loker

Entertainment

Event

Recent Posts

Rabu, 10 Agustus 2016

Pasangan Irwandi-Nova Sejalan dengan Kebutuhan Masyarakat Aceh



MEDIAACEH.CO, Banda Aceh - DPD Partai Demokrat secara resmi mengusung Irwandi Yusuf dan Nova Iriansyah sebagai pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur untuk maju dalam Pilkada Aceh 2017.

Majelis tinggi Partai Demokrat menilai mantan propaganda GAM tersebut sukses saat memimpin Aceh pada periode 2007-2012. Salah satunya adalah program Jaminan Kesehatan Aceh atau JKA.

Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan saat acara deklarasi pencalonan, Jumat 5 Agustus 2016, meyebutkan, beberapa program Irwandi yang dinilai populis, antara lain menggratiskan warga Aceh untuk berobat dengan hanya berbekal Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan meluncurkan program beasiswa bagi 2.500 sarjana asal Aceh untuk program studi S2.

"Faktor tersebut yang menjadi pertimbangan DPP memutuskan mengusung dan mendukung Irwandi Yusuf, tentunya selain mempunyai kesamaan visi dan misi dalam menjaga perdamaian di Aceh," ujar Hinca.

Hasil survei internal partai, kata Hinca, juga menunjukan nada positif terhadap Irwandi, dimana tingkat elektabilitas Irwandi mencapai 35,7 persen, jauh di atas tiga pasangan lainnya.

"Pasangan Irwandi-Nova menurut kami sudah sejalan dengan kebutuhan warga Aceh," demikian Hinca.[]

Irwandi Raih Gelar Doktor Kehormatan di Malaysia

PERAK | ACEHKITA.COM — University Pendidikan Sultan Idris (UPSI) Malaysia menganugerahi gelar Doktor Honoris Causa bagi Gubernur Aceh Irwandi Yusuf, Rabu (26/7). Gelar tersebut disematkan oleh Canselor Raja Permaisuri Perak Darul Ridzuan, Tuanku Bainun. Gelar doktor kehormatan ini diberikan karena Irwandi dinilai berjasa pada peningkatan kualitas pembangunan dan pendidikan di Aceh.

Menurut Canselor Raja Permaisuri Perak Darul Ridzuan, Tuanku Bainun, penganugerahan Gelar Kehormatan dilakukan setelah dilakukan pelbagai penilaian terhadap Gubernur Irwandi. “Pertimbangannya Irwandi telah berhasil membangun kembali Aceh pascakonflik dan tsunami, serta berhasil membangun kembali pendidikan Aceh,” kata Canselor UPSI yang juga Permaisuri Kerajaan Perak.
Di bidang pembangunan, Tuanku Bainun menilai, Irwandi telah memberikan perhatian bagi pembangunan infrastruktur dengan menyediakan berbagai dana untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan hidup rakyat antaranya Alokasi Dana Gampong.

“Beliau juga aktif dalam berbagai bidang termasuk menjadi anggota pasukan antarbangsa sebagai pengurus Monitoring Mission membangun Aceh kembali, dan juga mengelola berbagai program membangun Aceh kembali.”

Menurut dia, Irwandi seorang gubernur dan pemimpin yang mempunyai visi jauh lebih besar dalam membangun Aceh, terutama dalam pendidikan. “Beliau juga menyediakan dana khusus untuk beasiswa bagi pelajar Aceh untuk belajar di dalam dan luar negara. Beliau juga menyediakan dana kusus untuk bekas-bekas pejuang GAM agar dapat meningkatkan kemahiran dan mencebur (terjun) dalam industri kecil,” paparnya.

Sementara itu, Gubernur Irwandi menyebutkan, untuk mendukung pengembangan sumberdaya manusia, Pemerintah Aceh membentuk Komisi Beasiswa Aceh (KBA) yang memberikan beasiswa bagi putra-putri Aceh untuk melanjutkan studi program master (S2) dan program doktor (S3) ke luar negeri, baik Eropa, Amerika, dan Timur Tengah.

Irwandi menjelaskan, setiap tahun Pemerintah Aceh mengirimkan ratusan mahasiswa ke universitas-universitas bergengsi di dunia. Pemberian beasiswa ini untuk menghasilkan sumberdaya manusia Aceh yang handal. Diperkirakan pada 2020 Aceh akan memiliki 1.500-2.000 doktor (S3) dalam berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi.

“Para ilmuwan inilah yang akan menjalankan pembangunan di Aceh ke depan, termasuk pemanfaatan sumberdaya alam yang kaya raya guna meningkatkan kesejahteraan dan keadilan bagi rakyat Aceh secara menyeluruh,” kata dia.

Nafsiah Puteh, ibunda Irwandi, ikut mendampingi saat Gubernur Irwandi menerima gelar kehormatan, selain istri dan anak-anaknya. Tampak juga perwakilan Keduataan Besar Indonesia untuk Malaysia dan sejumlah pejabat di jajaran Pemerintah Aceh seperti Asisten III Ridwan Hasan, Kepala Biro Istimewa dan Kesejahteraan Rakyat Bukhari, Kepala Inspektorat Aceh Syarifuddin, Kepala Dinas Pendidikan Aceh Bahtiar Ishak dan Kepala Dinas Sosial Nasir Mahmud. []

Partai Demokrat Usung Irwandi-Nova di Pilkada Aceh





PKB Aceh Ikut DPP Dukung Irwandi-Nova



BANDA ACEH - Pernyataan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Aceh, Irmawan SSos MM, beberapa hari lalu yang hanya mendukung pasangan Muzakir Manaf-TA Khalid sebagai cagub/cawagub Aceh, dibantah sejumlah pengurus DPW PKB Aceh. Ucapan Irmawan yang mengatasnamakan keputusan DPW itu dianggap tidak mewakili suara pengurus wilayah Aceh.

“Apa yang diucapkan Irmawan beberapa hari lalu bukanlah suara DPW PKB Aceh. Kami sebagai pengurus tak pernah diajak musyawarah, apalagi soal dukungan kepada cagub pada pilkada nanti,” ujar Wakil Ketua III DPW Aceh, Syarifuddin SE MHum, dalam konferensi pers di sebuah warung kopi di Luengbata, Banda Aceh, Senin (8/8).

Syarifuddin yang didampingi Dewan Syuro PKB Aceh, Abu Syamsuddin Ishak dan dua wakil ketua lainnya mengatakan, pihaknya mendukung sepenuhnya keputusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKB yang mengusung Irwandi Yusuf-Nova Iriansyah sebagai cagub/cawagub Aceh periode 2017-2022. “Bahkan Ketua DPP sendiri menyebut dukungan ke Irwandi-Nova itu sudah final. DPW itu hanya bisa mengusul, sedangkan keputusan tetap pada DPP,” jelasnya.

Menurut Syarifuddin, sikap Irmawan sebagai Ketua DPW PKB Aceh yang akan melawan DPP juga sama sekali tak didukung pengurus wilayah. “Dia mungkin sudah membuka basis dengan Mualem bahwa dia akan membantu Mualem. Namun, kami tidak terima itu. Kami tetap ikut keputusan DPP,” imbuhnya.

Dia juga menyatakan telah menjumpai Irwandi Yusuf di kediamannya, Lampriek, Banda Aceh, untuk menjelaskan perihal dukungan DPW PKB Aceh tersebut, Senin (8/8). “Saya bilang ke Irwandi bahwa PKB Aceh ikut keputusan DPP, yaitu mengusung Irwandi-Nova,” jelas Syarifuddin.

Sementara itu, Serambi berupaya memintai tanggapan Ketua DPW PKB Aceh, Irmawan tadi malam. Namun, Anggota DPR RI asal Aceh itu tidak merespons panggilan telepon maupun pesan singkat yang dikirimkan sejak kemarin sore hingga tadi malam.

Sebelumnya diberitakan, DPW PKB Aceh melawan keputusan DPP PKB. Ketua DPW PKB Aceh, Irmawan menegaskan pihaknya tidak mungkin mendukung pasangan Irwandi-Nova yang didukung DPP PKB, karena PKB Aceh sudah lebih dulu mengusung pasangan Muzakir Manaf-TA Khalid.

Terhadap sikap Irmawan itu, Irwandi Yusuf bertamsil bahwa hadis tidak mungkin melawan firman. Begitulah posisi penolakan DPW PKB Aceh terhadap keputusan DPP PKB yang mendukung pasangan Irwandi-Nova. “Ini pemilihan gubernur, bukan pemilihan bupati atau wali kota, maka pihak DPP-lah yang paling menentukan dan memang begitu mekanismenya,” ujar Irwandi.

Begitupun, ia berjanji tetap akan menjalin komunikasi personal dengan Ketua DPW PKB Aceh, Irmawan SSos dan elite PKB Aceh, mengingat partai ini termasuk salah satu pengusung pasangan Irwandi-Nova, sehingga bisa maju lewat jalur partai karena kursi partai pengusung sudah cukup, yakni 13 kursi. Rinciannya, delapan kursi dari Partai Demokrat, tiga dari Partai Nasional Aceh (PNA) dan masing-masing satu kursi dari Partai Damai Aceh (PDA) dan PKB Aceh. (Serambi Indonesia)

Irwandi Yusuf Ingin Perbaiki Angka Kemiskinan di Aceh

Banda Aceh - Calon Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf mengatakan alasan dirinya maju kembali dalam pilkada 2017 adalah untuk memperbaiki angka kemiskinan yang saat ini terjadi di Aceh.

"Bayangkan dulu angka pengangguran dari 33 persen bisa saya turunkan menjadi 17,8 persen pada saat saya menjabat sebagai gubernur Aceh. Dan sekarang angka tersebut makin meningkat karena itulah saya maju lagi," ujarnya.
Irwandi mengaku, ia tidak ingin maju kembali apabila angka kemiskinan tersebut tidak seperti saat ini.
"Sebenarnya saya tidak maju lagi apabila apa yang telah saya buat pada saat menjabat sebagai gubernur Aceh dulunya berjalan dengan baik seperti angka kemiskinan ini," ujarnya lagi. 
Sementara itu, Irwandi mengatakan jika terpilih kembali sebagai gubernur Aceh ia juga akan memperbaiki manajemen BPJS yang dikeluhkan oleh masyarakat hari ini.
"Jika saya terpilih saya akan memperbaiki manajemen BPJS, karena keluhan masyarakat sekarang BPJS susah sekali baik dalam melakukan proses administrasi dan mutu obatnya. Saya akan mengubah sistem BPJS seperti sitem pelayanan JKA atau kita akan permudah seperti dulunya masyarakat menggunakan JKA," kata Irwandi.
-MEDIAACEH.CO-

Kamis, 04 Agustus 2016

Zulfiandi: Kaget, Sering Cadangan tapi Dipanggil Timnas Indonesia

Surabaya - Dari 47 pemain yang dipanggil seleksi Timnas Indonesia proyeksi Piala AFF 2016, ada nama Zulfiandi. Masuknya nama pemain muda asal Beureun, Aceh, tergolong mengejutkan. Sebab, sejak Evan Dimas Darmono datang dari Spanyol, Zulfiandi jarang dipasang sebagai starter di Bhayangkara Surabaya United.

Namun, jika melihat latar belakang, wajar jika pemain yang dikenal sebagai sosok religius ini masuk dalam daftar pemain seleksi Tim Merah-Putih. Sebagai catatan, ia adalah salah satu pilar penting Timnas Indonesia U-19 era Indra Sjafri ketika menjuarai Piala AFF U-19 edisi 2013.

Bersama Evan Dimas dan Hargianto, sosok Zulfiandi jadi motor permainan ofensif ala-ala tiki taka Barcelona yang diusung Indra Sjafri kala itu.


Sejatinya kini, walau sering jadi cadangan pelatih Bhayangkara Surabaya United, Ibnu Grahan, tak benar-benar menepikan Zulfiandi. Ia tetap selalu masuk daftar line-up pemain saat klub mengarungi persaingan Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 presented by IM3 Ooredoo.

Lantas bagaimana perasaan gelandang jangkar kelahiran Bireuen, Aceh, 17 Juli 1995 tersebut setelah mengetahui namanya masuk daftar panggil seleksi Tim Garuda Senior? Berikut petikan wawancara Bola.com dengan Zulfiandi di Surabaya pada Rabu (3/8/2016).

Bagaimana tanggapan Anda soal pemanggilan seleksi Timnas Indonesia buat proyeksi Piala AFF 2016?

Jujur saja saya merasa terkejut. Saya tak menyangka sama sekali. Bahkan berandai-andai pun
tidak, sebab akhir-akhir ini saya jarang main sebagai starter. Begitu saya dikasih kabar kalau masuk dalam daftar pemain seleksi, saya terkaget-kaget. Akan tetapi mungkin

Lantas bagaimana persiapan Anda agar pelatih Timnas Alfred Riedl memilih Anda secara permanen?

Sejak tahu nama saya dipanggil, saya semakin bersemangat menambah jam latihan sendiri. Kalau sebelumnya hanya fitnes, beberapa terakhir saya latihan sendiri setiap selesai sholat subuh. Lari sendiri treadmill, mengangkat beban dan berlatih di sekitar mes

Sebesar apa ambisi Anda bisa menembus skuat Timnas Indonesia di Piala AFF 2016?

Sangat besar. Sebab, meski saya pernah membela Timnas Indonesia U-19, rasanya pasti sangat berbeda kalau bisa masuk timnas senior. Saya yakin ada kebanggaan lebih jika mengenakan kostum Tim Merah-Putih senior.

Ekspresi bersyukur Zulfiandi kontras dengan ekspresi kesedihan dua pemain Singapura U-23 di SEA Games 2015. (Bola.com/Arief Bagus)

Bagaimana melihat pesaing Anda dalam seleksi nanti?

Semuanya gelandang yang ikut seleksi bagus, bahkan dikatagorikan sangat bagus. Evan Dimas Darmono, Muhammad Hargianto, Hendro Siswanto, Fadhil Sausu, dan beberapa pemain berkualitas lainnya memang pemain terbaik di posisinya saat ini.

Pasti sangat berat bersaing dengan mereka. Tapi bukan berarti saya minder, saya optimistis saja bisa terpilih karena semua tergantung pelatih. Saya yakin, semua juga tergantung usaha kita nanti untuk menunjukkan permainan terbaik saat seleksi.

Tidak lupa, saya juga berdoa supaya Allah SWT membantu saya agar menjaga kebugaran saya dan melindungi saya dari cedera.

(Bola.com)

Senin, 01 Agustus 2016

kaji ulang kisah raja jeumpa dan asal muasal Bireuen

Menilik sejarah dan asal usul Kabupaten Bireuen rasanya tidak akan membuat kita bosan. Meski beragam literatur telah disajikan. Memasuki usia ke-15, saya melihat tidak ada salahnya bila kita mengulang kaji kembali sejarah itu.

kaji ulang kisah raja jeumpa dan asal
kaji ulang kisah raja jeumpa dan asal

Mungkin diantara kita telah banyak membaca berbagai literatur akademis tentang Kerajaan Jeumpa yang sering disebut sebagai asal muasal kabupaten ini. Bireuen yang dulunya lebih dikenal dengan nama Jeumpa.
Tapi pada tulisan kali ini, penulis mengajak pembaca untuk melihat dan menjumpai langsung salah satu saksi sejarah yang disebut-sebut punya ikatan silsilah langsung dengan keturunan Raja Jeumpa.
Ia adalah Muhammad Daud M. Thaib (72) atau sering disapa Bang Ulee Cot. Sebutan itu karena tempat tinggalnya berada persis di pinggir bukit (bahasa Aceh: cot) dengan ketinggian sekitar 10 meter. Di atas bukit itu adalah tempat bersemayamnya jenazah Tgk. Cot Cibrek.  

Muhammad Daud kini mendiami rumah bantuan Pemerintah Aceh bertipe 36 plus. Bantuan yang layak diberikan untuk seorang di antara ahli waris Raja Jeumpa. Ya, menurut pengakuan Muhammad Daud, ia adalah keturunan ke-9 dari Raja Jeumpa. Kepada kami, ia hanya ingat empat urutan silsilah di atasnya, yaitu: ayahnya M Taib, kemudian di atasnya berturut-turut: Peutua Hanafiah, Keuchik Ben Cut, dan Keujruen Sarah. Keujruen Sarah inilah yang diyakini mempunyai hubungan darah dengan Raja Jeumpa. 

Ia juga sempat bercerita sedikit tentang sejarah Raja Jeumpa. Dalam ceritanya ia menyebutkan kisah di tahun di tahun 2006, setahun setelah perdamaian Aceh. Saat itu pemuda asal Cirebon datang menemuinya. Setelah menyatakan maksudnya, ia kemudian diantar ke makam Raja Jeumpa. Di sanalah ia melazkan ayat kelima dari Surah Al-Fatihah. 
Iyya ka na’budu wa iyya ka nasta’in. “Engkaulah yang kami sembah, dan Engkaulah tempat kami memohon pertolongan.“ (QS. 1 : 5). 
“Pemuda itu meyakini inilah ayat dari surah yang menyelamatkan Aceh dan kehidupan umat manusia,” tutur Muhammad Daud menirukan ucapan pemuda asal Cirebon kepadanya. “Kita bersaudara, tapi selama ini seakan begitu jauh. Pak Cik, pesan saya, kita harus mengamalkannya dengan ikhlas agar Aceh tetap damai.” 

Saya juga sempat mendatangi makam Raja Jeumpa di Dusun Tgk. Keujruen. Areal makam yang telah dipagari besi dengan pondasi beton berwarna orange itu sekilas terasa asing bagi yang belum terbiasa. Kami sendiri saat sampai di depan makam yang kini berupa bukit dengan ketinggian sekitar 30 meter itu juga merasakan hal demikian. Apalagi dengan pohon-pohon besar nan rindang berumur ratusan tahun yang tumbuh di atasnya. Makam Raja Jeumpa itu sendiri kini hanya bisa ditandai dengan batu-batu besar yang ada di bukit tersebut.
 
Dalam ikhtisar Radja Jeumpa yang di tulis Ibrahim Abduh –disadurnya dari hikayat Radja Jeumpa— disebutkan, Kerajaan Islam Jeumpa sudah berdiri sejak sekitar abad ke-7 Masehi yang terletak di sekitar daerah perbukitan, mulai dari pinggir sungai Peudada di sebelah barat sampai Pante Krueng Peusangan di sebelah timur. 

Istana Raja Jeumpa terletak di Gampong Blang Seupeueng yang dipagari di sebelah utara. Itu artinya telah menempatkan Kerajaan Islam Jeumpa sebagai kerajaan Islam pertama di nusantara. Jauh sebelum Kerajaan Samudra Pasai berdiri. 

Namun, dalam catatan sejarah lainnya disebutkan, Kerajaan Islam Jeumpa baru berdiri sekitar abad ke-13, saat sebagian besar penduduk dan Raja Kerajaan Melayu Islam Champa di Vietnam bermigrasi ke Aceh karena diserang oleh Kerajaan China. 

Kedatangan Raja Champa pada waktu itu (abad ke-13) disambut dengan hangat oleh pihak Kerajaan Pasai. Atas izin Raja Pasai pula kemudian Raja Champa mendirikan Kerajaan Jeumpa. 

Dalam riwayat Raja Jeumpa (Sejarah Kegemilangan, Kemakmuran dan Kemajuan Kerajaan Jeumpa 14 Abad Silam) yang terpampang di dinding di dalam meunasah Blang Seupeng ditulis: Kabupaten Bireuen dalam catatan sejarah dikenal sebagai daerah Jeumpa. Dahulu Jeumpa merupakan sebuah kerajaan kecil di Aceh, terletak di di Desa Blang Seupeung, merupakan permukiman padat penduduk dengan Bandar Pelabuhan Besar yang terletak di Kuala Jeumpa. 

Pada awal tahun 1989 dua pemuda Cina, laki – laki dan perempuan mengunjungi makan Raja Jeumpa, kepada sesepuh desa mereka mengatakan berasal dari Indo Cina, Kamboja. Mereka sengaja datang ke lokasi kerajaan Jeumpa untuk mencari tongkat nenek moyangnya zaman dahulu. Konon tongkat emas Raja Cina tersebut jatuh dan hilang saat menyerbu kerajaan Jeumpa, yang kemudian ditemukan oleh Raja Jeumpa.

Kerajaan Jeumpa pernah diperangi oleh pasukan Cina, Thailand dan Kamboja. Mereka pernah menduduki benteng Blang Seupeueng. Disebutkan, peperangan tersebut terjadi karena Raja Cina menculik permaisuri Raja Jeumpa yang cantik jelita, Meureudom Ratna.

Permaisuri Raja Jeumpa itu berhasil mereka bawa kabur sampai ke Pahang (Malaysia). Namun kemudian Meureudoem Ratna berhasil dibawa kembali ke Blang Seupeueng. Setelah Panglima Prang Raja Kera yang berasal dari Ulee Kareung, Samalanga berhasil mengalahkan Raja Cina.

Makam Raja tersebut hanya ditandai dengan batu-batu besar yang berlokasi di dusun Tgk Keujruen, Desa Blang Seupeueng. Sedangkan makam isterinya, Maureudom Ratna, berada di Desa Kuala Jeumpa.

Raja Jeumpa adalah putra dari Abdullah dan Ratna Kumala, beliau dinobatkan menjadi Raja dan Ratna Keumala sebagai permaisuri di Negeri Blang Seupeung tersebut. Raja Abdullah kemudian menamakan Negeri yang dipimpinnya itu dengan nama “Jeumpa” sesuai dengan nama Negeri asalnya yang bernama “Kampia”, yang artinya harum.

Raja Abdullah mengatur strategi keamanan Kerajaan dengan mengadakan latihan perang bagi angkatan darat dan laut. Saat itu angkatan laut merupakan angkatan perang yang cukup diandalkan, yang dipimpin oleh seorang Laksamana Muda.

Raja Abdullah meninggal dunia dengan meninggalkan seorang istri dan dua orang anak, yaitu Siti Geulima dan Raja Jeumpa. Setelah Raja Jeumpa dewasa dia membangun benteng pertahanan di tepi Pantai Laksamana. Raja Jeumpa kemudian memperistri seorang putri anak Raja Muda yang Cantik Jelita bernama Meureundom Ratna dari Negeri Indra. Menurut catatan sejarah, Meureudom Ratna masih ada hubungan keluarga dengan Putri Bungsu.

Kakak Raja Jeumpa, Siti Geulima dipinang oleh seorang Raja di Darul Aman yang bernama Raja Bujang. Maka atas dasar perkawinan itu antara Kerajaan Jeumpa dengan Darul Aman  terjalin hubungan lebih erat. Sesuai dengan namanya “Darul Aman” yakni negeri yang aman sentosa.

Abad ke-13
Muhammad Daud meyakini Kerajaan Jeumpa berdiri pada abad ke-13. Hal itupula yang kami lihat di papan yang terpangpang di dalam meunasah Gampong Blang Seupeung. 

Sebenarnya, menurut pengakuan Muhammad Daud, keluarga mereka memiliki arakata Kerajaan Jeumpa. Arakata yang ditulis dalam huruf jawi itu mulanya disimpan oleh saudara Muhammad Daud, Imum Syik Muhammad Saleh. Namun, hilang saat konflik Aceh. “Ia (Imum Syik Muhammad Saleh, Red) adalah mantan aktivis GAM,” ujarnya. 

Pembicaraan kami kemudian berlanjut pada sisa-sisa artefak (penginggalan sejarah) yang mungkin masih tersisa dari Kerajaan Jeumpa. Ditemani isteri dan cucunya, Muhammad Daud kemudian bercerita tentang beberapa temuan saat salah satu bukit di sisi rumah mereka menetap sekarang di keruk dengan alat berat. 

“Ada pecahan kaca yang mungkin adalah piring atau peralatan/hiasan lainnya,” ujar Muhammad Daud. Saat diperlihatkan oleh isterinya kepada kami, sekilas benda berwarna putih bening sebesar telapak tangan orang dewasa itu berbentuk batu. Tapi, kalau sudah dipegang, sangat terasa ketajamannya. Benda itu sendiri kini memang tak benbentuk lagi. Ia layaknya bongkahan biasa.   

Muhammad Daud pun tak mempersoalkan bila ada yang mengatakan itu adalah bongkahan batu biasa. Namun, ia tetap meyakini bahwa itu adalah bukti bahwa Blang Seupeung dulunya adalah pusat (bandar) Kerajaan Jeumpa dengan penduduknya yang sangat padat. 

Ia menyebut, benda-benda seperti itu banyak ditemukan saat pengerukan bukit. Namun, karena minimnya pemahaman warga akan sejarah nenek moyangnya dulu, membuat benda-benda seperti itu dibiarkan begitu saja. “Malah kami juga menemukan karung-karung beras yang sudah hitam,” pungkasnya. “Tapi, nasibnya juga sama.” 

Hasil observasi dari peneliti lain sebelumnya malah telah menemukan beragam artefak lainnya, seperti kolam mandi kerajaan seluas 20 x 20 m, kaca jendela, porselin dan juga ditemukan semacam cincin dan kalung rantai yang panjangnya sampai ke lutut dan anting sebesar gelang tangan. Artefak itu ditemukan di dekat makam Raja Jeumpa.

Dasar Hukum
Berdasarkan data dari www.kemendagri.go.id disebutkan, Kabupaten Bireuen terbentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 48 Tahun 1999 dan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 48 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Bireuen dan Kabupaten Simeulue (Lembar Negara Tahun2000 Nomor 75, Tambahan Lembar Negara Nomor 3963). 

Kabupaten ini memiliki Luas wilayah 1.901,21 Km2. Pada Tahun 2006, secara administratif Kabupaten Bireuen ini terdiri dari 17 Kecamatan , 70 Mukim serta 559 Desa dan 2 Kelurahan. Jumlah penduduk pada Tahun 2006 sebanyak 354.763 jiwa yang terdiri dari 174.258 laki-laki dan 180.505 perempuan dengan rasio jenis kelamin sebesar 0,97 atau dengan kata lain pada setiap seratus penduduk perempuan terdapat 97 orang.

Rata-rata kepadatan penduduk untuk setiap kilometer persegi adalah 187 jiwa. Kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk yang terendah adalah Pandrah 83 jiwa perkilometer persegi sedangkan kepadatan yang tertinggi terdapat di Kecamatan Peusangan yang mencapai 43.625 jiwa perkilometer persegi dan hampir seluruh penduduk Kabupaten Bireuen beragama Islam yakni mencapai 99,58 persen.

Asal Muasal Nama

Bireuen itu berasal dari Bahasa Arab yaitu asal katanya Birrun, artinya kebajikan, dan yang memberikan nama itu juga orang Arab pada saat Belanda masih berada di Aceh

Beragam asal usul nama Bireuen memang pernah diungkapkan oleh berbagai tokoh. Namun, Tgk. Sarong yang pernah menjadi komandan pertempuran Medan Area tahun 1946, yang saat itu diberi gelar Kowera (Komandan Perang Medan Area)sebagaimana ditulis di Narit yang dipost ulang di seputaraceh.com mengungkapkan, Bireuen itu berasal dari Bahasa Arab yaitu asal katanya Birrun, artinya kebajikan, dan yang memberikan nama itu juga orang Arab pada saat Belanda masih berada di Aceh.

Kala itu, orang Arab yang berada di Aceh mengadakan kenduri di Meuligoe Bupati sekarang. Saat itu, orang Arab pindahan dari Desa Pante Gajah, Peusangan, lalu mereka mengadakan kenduri. Kenduri itu merupakan kebajikan saat menjamu pasukan Belanda. Orang Arab menyebut kenduri itu Birrun. Sejak saat itulah nama Bireuen mulai dikenal.


Tgk. Sarong juga mengungkapkan, sebelum Bireuen jadi nama Kota Bireuen yang sekarang ini, dulu namanya Cot Hagu. Setelah peristiwa itulah, nama Cot Hagu menjadi nama Bireuen. Wallahua’lam bissawab. (*)

sumber teungkumalemi
Photo

Tentang Kami

Calon Gubernur & Wakil Gubernur Provinsi Aceh Dari Partai Demokrat, Partai Nasional Aceh, Partai Damai Aceh, Partai Kebangkitan Bangsa untuk Periode 2017-2022